Selasa, 10 Maret 2009

Arus Balik Perubahan

empatpuluh hari lagi smua kontestan demokrasi elektoral akan bekerja lebih keras lagi dlm meyakinkan pemilih atas pilihannya ditengah minimnya sosialisasi KPU dan elemen sipil lainnya. Para kontestan tentunya memiliki strategi jitu dalam demokrasi padat modal untuk menang. kita semua terperangah ketika melihat tayangan iklan/baliho yang terkesan para kontestan tidak memiliki kepercayaan diri untuk tampil mjd pemimpin, menampilkan foto klen keluarga,numpang ketenaran tokoh,sampai menduplikasi logo sebuah produk komersil dan seterusnya.

560 kursi parlemen tingkat pusat sedang diperebutkan oleh 22 ribu caleg dari 38 parpol,130 kursi DPD oleh 1320 calon DPD dari 33 propinsi, dan ribuan kursi DPRD I -DPRD II dari 38 parpol dan 6 parpol lokal di Aceh. Membayangkan begitu sesaknya persaingan untuk memperebutkan kursi terhormat parlemen tentunya dengan pergorbanan yang tidak sedikit. Slogan,janji perubahan terus menyeruak ditengah rakyat yang terkena himpitan krisis multidimensi bangsa, seolah-olah apa yang dilakukan para pemburu kursi tidak berarti ketika hanya bualan atau janji semata. Rakyat dipaksa untuk memilih dan memenangkan para pemburu kursi parlemen, bahkan majelis ulama islam saja sudah bermain politik praktis dengan mengharamkan Golput yang mengatasnamakan perubahan(politisasi lembaga agama). Ketakutan negara (para demokrat) menurunnya kualitas demokrasi hanya dilihat dari tingkat partisipasi rakyat. Padahal kalau kita menyimak secara jeli,bahwa geliat peningkatan angka golput sudah ditunjukkan di pemilu 2004 dan PILKADA. pemaksaan ini mencerminkan bahwa negara dengan instrumen politiknya sudah tidak menjamin hak asasi manusia yg sejatinya telah dilindungi oleh dunia.

Harapan perubahan yang dilontarkan para pemburu kursi parlemen sejak pemilu 1999,2004 dan Pilkada tak kunjung datang dan membumi menjadi amunisi rakyat untuk menghukum dan mengadilinya. bahkan situasi yang sama juga dilakukan pada pemilu 2009, namun sekali lagi pengingkaran ats perubahan adlah pengalaman yang berharga rakyat. inilah bentuk arus balik perubahan yang sejatinya juga memakan tuannya. Atasnama perubahan pula rakyat mulai berpikir cerdas atas janji perubahan yang diusung oleh pemburu kursi parlemen,mereka2 merupakan pemain lama,pemain lama berbaju baru, pemain baru berbaju lama.

Tidak ada perbedaan atas janji perubahan dan tidak ada yang berani mendobrak atas perjalanan bangsa, semua seolah-olah bermain aman atas perubahan. inilah penyakit luar biasa yang telah menjangkiti elit, tidak berani memilih dan berdikari. Oleh karenanya rakyat hari ini telah menyadari akan rusaknya bangsa, dan gaung rindu akan suasana aman tentram dengan sistem ketatanegaraan yg berdasarkan ats kultur sosio politik nasional kembali bermunculan..arus balik perubahan adalah kembalinya harapan sistem lama yang memberikan kenyamanan dalam hidup bernegara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar